dunia abu-abu
Temanku bilang dunia yang kugeluti ini dunia abu-abu. Dunia yang ber"tuhan" oplah dan pencapaian pemasang iklan. Sebuah dunia yang mengasyikkan, melenakan, dan cenderung bebas nilai. Ups apa maksudnya bebas nilai.
ah aku juga tak tahu.
itu hanya ungkapan beberapa kawan sewaktu aku berpamitan untuk memasuki dunia ini. Dunia yang kumaksud adalah "dunia tanpa koma," dunia para jurnalis. Ya, bagaimanapun kondisiku saat ini, aku telah menjadi bagian dunia kejurnalistikan.
Sempat seorang teman mengirim sebuah pesan pendek, "kamu tahu apa yang harus dilakukan dengan media sebesar sssst (menyebut nama tempat kerjaku)." Ya, media tempat ku "mengabdi" bisa dibilang besar. Saat ini menjadi salah satu media paling berpengaruh di republik ini.
Entahlah aku juga belum tahu peran apa yang mesti kumainkan. Memang, sewaktu masih kuliah, masih sering berinteraksi dengan anak muda penuh idealisme, nyaring terdengar banyak hal besar yang bisa dilakukan tatkala telah menjadi jurnalis.
Kayaknya sih, menikmati aja tiap hal baru yang kutemui.
ah aku juga tak tahu.
itu hanya ungkapan beberapa kawan sewaktu aku berpamitan untuk memasuki dunia ini. Dunia yang kumaksud adalah "dunia tanpa koma," dunia para jurnalis. Ya, bagaimanapun kondisiku saat ini, aku telah menjadi bagian dunia kejurnalistikan.
Sempat seorang teman mengirim sebuah pesan pendek, "kamu tahu apa yang harus dilakukan dengan media sebesar sssst (menyebut nama tempat kerjaku)." Ya, media tempat ku "mengabdi" bisa dibilang besar. Saat ini menjadi salah satu media paling berpengaruh di republik ini.
Entahlah aku juga belum tahu peran apa yang mesti kumainkan. Memang, sewaktu masih kuliah, masih sering berinteraksi dengan anak muda penuh idealisme, nyaring terdengar banyak hal besar yang bisa dilakukan tatkala telah menjadi jurnalis.
Kayaknya sih, menikmati aja tiap hal baru yang kutemui.
Post a Comment for "dunia abu-abu"