Tadi Ada Demo Lho ...
Mas, ini bagian F** atau L***? "Tidak, ini organ tersendiri, Namanya, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI)" kata humas aksi.
Tadi siang (15/4) puluhan mahasiswa itu menggelar unjuk rasa. Mereka memulai dengan berorasi di kampus IAIN Sunan Ampel, Surabaya. "Dari sini kami akan longmarch, ke Pasar Wonokromo," lanjut humas itu. Disitu, mereka memrotes penggusuran yang dilakukan oleh pemerintah kota (pemkot) dan kepolisian wilayah kota bes (polwiltabes) Surabaya.
Memang, hari-hari sejak awal 2008 lalu, pemkot dan polwil gencar "menertibkan" para pkl di ruas-ruas jalan Surabaya. Volume kendaraan yang padat, ditambah trotoar dan sebagian badan jalan di tempati pkl, menihilkan ruang pejalan kaki. itulah salah satu alasan penggusuran itu.
"Dari Wonokromo, naik angkot menuju Grahadi," sambung demonstran SMI tadi.
Di sana, mereka meneriakkan isu yang lebih luas. Tentang kepemimpinan nasional. Mereka menilai SBY-JK tidak becus memimpin. Hasilnya, harga barang kebutuhan pokok melambung tinggi. BBM naik. Elpiji langka.
======
Menyaksikan para demonstran itu, saya teringat rutinitas 4-6 tahun lalu. Hari-hari pada 2001-2003 itu penuh demonstrasi. Dalam sepekan hampir dipastikan ikut demonstrasi lebih dari sekali. Terkadang ikut orasi. Terkadang ikut bernegosiasi dengan polisi. Tidak jarang pula ikut dalam perencanaan aksi. yach, seharian mematangkan isu, juga membuat perlengkapan hingga larut. Tak terasa lelah. Hanyalah semangat berjuang. Terkadang terselip rasa bangga sebagai demonstran.
Akan tetapi, tadi pagi, rasanya lain. Gerombolan demonstran itu rasanya tak heroik lagi. Waktu meliput pun tidak ada emosi yang meledak. Yach, datar saja. Entah mengapa. Mungkinkah era sudah berganti. Sehingga tidak perlu demo lagi untuk berjuang.
Tampaknya, mahasiswa sudah tidak antusias lagi terlibat dalam politik seperti itu. Contohnya, demo yang digelar SMI tersebut. "ini gabungan beberapa kampus, seperti UNESA, IAIN, UNAIR, ...," terang humas aksi tersebut. Meski gabungan, jumlahnya tidak lebih dari lima puluh.
Ini berbeda pada 2001-2003 lalu. Demonstrasi selalu melibatkan massa yang lebih luas.
Tadi siang (15/4) puluhan mahasiswa itu menggelar unjuk rasa. Mereka memulai dengan berorasi di kampus IAIN Sunan Ampel, Surabaya. "Dari sini kami akan longmarch, ke Pasar Wonokromo," lanjut humas itu. Disitu, mereka memrotes penggusuran yang dilakukan oleh pemerintah kota (pemkot) dan kepolisian wilayah kota bes (polwiltabes) Surabaya.
Memang, hari-hari sejak awal 2008 lalu, pemkot dan polwil gencar "menertibkan" para pkl di ruas-ruas jalan Surabaya. Volume kendaraan yang padat, ditambah trotoar dan sebagian badan jalan di tempati pkl, menihilkan ruang pejalan kaki. itulah salah satu alasan penggusuran itu.
"Dari Wonokromo, naik angkot menuju Grahadi," sambung demonstran SMI tadi.
Di sana, mereka meneriakkan isu yang lebih luas. Tentang kepemimpinan nasional. Mereka menilai SBY-JK tidak becus memimpin. Hasilnya, harga barang kebutuhan pokok melambung tinggi. BBM naik. Elpiji langka.
======
Menyaksikan para demonstran itu, saya teringat rutinitas 4-6 tahun lalu. Hari-hari pada 2001-2003 itu penuh demonstrasi. Dalam sepekan hampir dipastikan ikut demonstrasi lebih dari sekali. Terkadang ikut orasi. Terkadang ikut bernegosiasi dengan polisi. Tidak jarang pula ikut dalam perencanaan aksi. yach, seharian mematangkan isu, juga membuat perlengkapan hingga larut. Tak terasa lelah. Hanyalah semangat berjuang. Terkadang terselip rasa bangga sebagai demonstran.
Akan tetapi, tadi pagi, rasanya lain. Gerombolan demonstran itu rasanya tak heroik lagi. Waktu meliput pun tidak ada emosi yang meledak. Yach, datar saja. Entah mengapa. Mungkinkah era sudah berganti. Sehingga tidak perlu demo lagi untuk berjuang.
Tampaknya, mahasiswa sudah tidak antusias lagi terlibat dalam politik seperti itu. Contohnya, demo yang digelar SMI tersebut. "ini gabungan beberapa kampus, seperti UNESA, IAIN, UNAIR, ...," terang humas aksi tersebut. Meski gabungan, jumlahnya tidak lebih dari lima puluh.
Ini berbeda pada 2001-2003 lalu. Demonstrasi selalu melibatkan massa yang lebih luas.
Post a Comment for "Tadi Ada Demo Lho ..."