Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mudah Marah

Setiap hari saya meliput peristiwa kriminalitas. Setiap hari saya menemukan kasus yang dipicu masalah sepele. Misalnya, tersinggung, cemburu, terpojok bercanda. Itulah potret yang kutemui pada masyarakat kita. Memang, wilayah liputanku hanya di Surabaya. Namun, hal semacam itu tentu juga terjadi di wilayah lain. Setidaknya, berita-berita dari pelosok Nusantara menggambarkan itu.
Apa penyebab semua itu?
entahlah, saya belum melakukan penelitian terkait hal itu. Bukankah setiap orang pernah mendapatkan pelajaran moralitas. Bahkan, dalam beberapa kasus, para pelaku itu pemeluk agama yang taat. Terkadang tindak kejahatan tidak berbanding lurus intensitasnya menjalani ritual keagamaan.
Contohnya, dalam kasus pembunuhan di Mulyorejo, Surabaya, beberapa waktu lalu. Pembunuhan itu menimpa seorang nenek renta berusia sekitar 70 tahun. Pelakunya, Anak, menantu dan cucunya. Para pelaku dikenal taat menjalankan ritual keagamaan. Bahkan, korban, anak, dan menantu pernah menjalankan ibadah haji bersama-sama.
Lain lagi kasus pembunuhan di Dukuh Pakis, Surabaya, pekan lalu. Pelaku mengaku terbakar cemburu. Dia melihat istrinya bertelanjang badan bersama korbannya itu. Mengaku tak kuasa menahan diri, dia menyabetkan senjatanya berkali-kali. Menurut polisi, ada 17 luka tusukan di tubuh korban.
Saya merasakan akhir-akhir ini banyak orang yang menjadi begitu mudah marah. Mereka marah atas kekecewaan kecil. Pelampiasannya begitu memilukan. Apa ya penyebabnya?

Post a Comment for "Mudah Marah"