Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Igauan Lepas Malam

HARI baru saja berganti. Penanda waktu digital baru menunjukkan dua jam berlalu dari pergantian itu. Masih gelap.
Tiba-tiba kuterjaga dari dunia mimpi yang kumasuki pukul 23.00, kemarin. Dan, mata sukar terpejam lagi meski terasa berat.
Selaksa visual hidup yang lalu dan yang akan datang saling berkelindan di benak. Rupanya, ada ketakutan-ketakutan alam bawah sadar untuk segera melangkah. Menapaki hidup baru.
Mungkin, ini karena sudah hampir masuki kepala tiga. Sementara, secara psikologis belum siap. Ah, lagi-lagi terlambat.
Hampir di setiap fase, aku tertinggal dari teman sebaya. Saat teman sebayaku mulai bersosialisasi ala remaja, aku masih asyik melahap majalah fantasi dan film kartun.
Kini, saat teman-temanku menimang atau menanti buah hati, aku masih seperti a-be-ge.
Meski sering mendengar nasehat, "tua itu pasti, dewasa itu pilihan," masih juga merasa belum dewasa.
Sepertinya, jiwaku mulai gelisah. Terasa mengalami stagnasi.
Mengapa terlambat lagi?
Kalau ditanya, tentu tidak bermaksud terlambat. Tapi, itu kenyataan.
Kegelisahan seperti saat ini, memang bukan kali ini saja. Bahkan, tiga atau dua tahun lalu kerap mengganggu konsentrasi.
Meredakan kegelisahan itu, ruang batinku berkata: "ini kondisi saat ini, seiring waktu pasti selesai." Ketika itu, kupikir waktu adalah solusi.
Rupanya, dua tiga tahun berlalu kondisi tidak berubah. Padahal, sudah kulahap kisah-kisah inspiratif dari para nabi yang tertulis di Al Quran, kisah rasul, para sahabat, serta motivasi-motivasi yang berserak di buku-buku how to, blog hingga note-note teman fesbuk.
Tidak hanya membaca, sharing dan diskusi juga dengan teman. Semua itu untuk menumbuhkan keberanian mengambil keputusan besar dalam hidup.
Entahlah, kenapa belum juga muncul keberanian mengambil keputusan itu. Ketika ditanya, muncul excuse, excuse, dan excuse.
Nah, kan pasti setelah menulis ini tiba-tiba datang ketenangan. Dan, kantuk datang lagi. Pagi-pagi, kegelisahan ini menguap dalam rutinitas pekerjaan.

"Allohumma inni audzubika minal hami wal hazn, waaudzubika ajzi wal kasal, waaudzubika minal jubni wal bukhl, waaudzubika min gholabatiddaeni wa qohrirrijal."

Post a Comment for "Igauan Lepas Malam"