Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Siapa Kapolri Baru?

Komisaris Jenderal Nanan Soekarna mencuat sebagai
kandidat terkuat menggantikan posisi Jenderal Bambang Hendarso Danuri sebagai Kepala Kepolisian. Rekam jejak dan senioritasnya dinilai lebih bagus dibanding saingan terkuatnya Komisaris Jenderal Imam sudjarwo.

Fraksi-fraksi di DPR sudah mulai menganalisis kemungkinan dua nama itu. Fraksi Gerindra misalnya. Menurut anggota fraksi itu yang duduk di Komisi Hukum DPR Desmon J Mahesa, fraksinya tidak mempermasalahkan presiden mengajukan satu atau dua nama.

Fraksinya masih menunggu nama resmi masuk DPR untuk memutuskan memberikan dukungan kepada siapa. Namun demikian, menurut Desmon Nanan lebih tepat dibanding Imam.

"Bicara data di media hari ini kan kelihatan Nanan ditempatkan di pos mana saja Imam dimana saja. Bicara objektif Nanan cenderung di tempat publik maka menurut saya lebih layak Nanan," kata anggota Fraksi Gerindra Desmon J Mahesa ketika dihubungi, Minggu 19 September 2010.

Namun demikian, menurut Desmon, faktor politis bisa berpengaruh. Dia menyoroti saat ini orang mempersepsikan polisi bukan sekedar penegak hukum, tapi juga mengamankan kekuasaan. "Untuk mengamankan kepentingan politik, dalam hal ini peluang Pak Imam lebih baik dari Pak Nanan. Tinggal di DPR menerima nggak," ujarnya.

Desmon menengarai faktor jawa non jawa bisa juga berpengaruh. "Nanan sunda Imam jawa. Kita lihat nanti memang profesional habis atau tidak," katanya.

Menurut Desmon, jika yang diajukan Imam, dia akan menantang Imam membuat pakta integritas. "Apakah menerima atau menolak Nanan, Gerindra objektif saja, kalau Imam yang diusulkan banyak catatan," katanya.

Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Aziz Syamsudin menilai Imam maupun Nanan masih memiliki peluang sama. "Masih sama-sama memiliki kesempatan, tinggal mana yang lebih bagus," ujarnya.

Menurut Aziz, faktor angkatan juga berpengaruh, Nanan angkatan 1978 dan Imam angkatan 1980. "Track record pernah menjabat kapolda mana saja, staf mana saja, teritori mana saja," ujarnya.

Wakil Ketua Komisi Hukum dari Fraksi PKS Fahri Hamzah belum menunjukkan dukungan kepada siapa. Dia justru berharap presiden menyodorkan beberapa nama kepada DPR.

Fahri beralasan, polisi sedang mengalami banyak problem internal. Menurutnya, lebih baik memilih yang tidak memiliki beban internal yang terlalu banyak. "Yang akan terpilih ini nanti yang bisa berdiri tegak dihadapan korpsnya sebagai simbol dan dikagumi sepanjang masa jabatannya," ujarnya.

Dia khawatir bila yang terpilih kandidat yang ditengarai terkait sejumlah kasus di kepolisian seperti rekening gendut, rekayasa kasus justru memupus harapan perbaikan kepolisian. "Dia tidak akan mampu angkat kepala," ujarnya.

Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar menilai Nanan lebih tepat. Dia mempertimbangkan tradisi senioritas yang masih lekat di kepolisian. Nanan lulusan Akpol angkatan 78, sementara Imam 80, hal itu berpengaruh. Apalagi sejumlah pejabat teras kepolisian masih ada yang angkatan 77 hingga 74.

Bambang berargumen, jika Nanan terpilih sebagai Kapolri, Imam bisa mendampingi sebagai Wakapolri setelah Yusuf Manggabarani pensiun tidak lama lagi. Menurutnya berpotensi terjadi kekikukan bila Imam yang terpilih. "Kalau pak imam naik, siapa pengganti wakilnya," kata dia.

Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menyatakan presiden kemungkinan mengirimkan satu nama calon untuk mendapatkan persetujuan DPR. Pekan ini teka-teki itu bakal terjawab.

Setelah menerima nama yang diajukan presiden, DPR akan menggodok apakah menyetujui atau menolak. Menurut Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Tjatur Sapto Edy masyarakat akan dimintai masukan. Setelah nama masuk, DPR mengumumkan di media massa dan mengundang masyarakat memberikan tanggapan, kritik, ataupun dukungan. "Bisa melalui surat atau audiensi," ujarnya.

***

Dua nama yang disebut-sebut sudah diserahkan Kapolri ke Presiden. Nanan Soekarna, Jenderal bintang tiga berusia 55 tahun merupakan peraih gelar lulusan terbaik tahun 1978. Dua kali menjabat Kapolda, yaitu Kapolda Kalimantan Barat dan Sumatera Utara.

Saat menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Barat 2004-2006, Nanan pernah memerintahkan seluruh anggota Polri menggunakan pin bertuliskan "Saya Anti KKN".

Batu sandungan muncul ketika menjabat Kapolda Sumatera Utara, yakni meninggalnya Ketua DPRD Sumatera Utara ketika berlangsung demo ricuh menuntut pemekaran daerah. Akibatnya, dia dimutasi, meski dengan cepat namanya kembali cemerlang seiring seringnya tampil di publik mengabarkan kesuksesan densus 88 mengungkap jaringan teroris. Jabatan terakhir yang disandang Inspektur Pengawasan Umum Mabes Polri.

Pesaing Nanan, Komisaris Jenderal Imam Sudjarwo melejit menjadi bintang tiga setelah mendapat kenaikan pangkat 15 September lalu. Lulusan Akpol tahun 1980 ini lebih banyak menghabiskan kariernya di Brimob hingga menduduki jabatan tertinggi di korps tersebut tahun 2009-Juli 2010.

Imam Sudjarwo juga pernah mengemban tugas menjadi Kapolda Bangka Belitung tahun 2005 lalu. Jabatan terakhir setelah menjadi pucuk tertinggi di korps Brimob, sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri.

Post a Comment for "Siapa Kapolri Baru?"