Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sahabat

SAHABAT memiliki posisi penting bagi setiap insan. Tidak ada yang tidak membutuhkannya. Pasti, satu atau dua kita memilikinya. Saat terpuruk dalam kekalahan, sahabat sejati-lah yang tetap setia menemani: berempati, menghibur, dan memotivasi.

Sebagai makhluk sosial pasti berhubungan dengan banyak orang. Diantara yang kita temui kemudian berkenalan dan menjadi teman kemudian keakraban yang terjalin dalam suka dan duka menjadi sahabat.

Saya tentu memiliki banyak kenalan. Diantara kenalan itu banyak pula yang berteman. Bahkan, kemudian akrab. Namun, siapakah yang benar-benar menjadi sahabat.

Perrjalanan hidup memang ibarat roda, terkadang di atas dan terkadang di bawah. Seringkali pilihan-pilihan yang kita ambil mengantarkan kita pada kondisi yang tidak ideal, bahkan terpuruk.

Dalam kondisi terpuruk itulah, kita tahu siapa teman atau sahabat sesungguhnya. Dia yang tetap mau memberi empati, dan tetap membersamai menginspirasi untuk bangkit kembali.

Dalam kondisi di atas, biasanya banyak yang mau mendekat dan membersamai. Mau berbagi tawa dan kegembiraan.

Memang, para penasehat kehidupan (penceramah, motivator) sudah sering mengupas hal tersebut. Kita pun sudah mafhum akan hal itu, tak jarang pula membicarakannya.

Baru, ketika kondisi tersebut menimpa, makna sahabat sangat bermakna. Mereka yang tidak memberi hukuman atas keterpurukan. Mereka yang tidak menghakimi bahwa kondisi yang terjadi adalah kesalahan mutlak kita sehingga memang harus disisihkan.

Saya sangat terkesan pada beberapa sahabat yang tanpa sungkan meluangkan waktu untuk sahabatnya yang terjebak pada kondisi terpuruk itu. Sahabat yang mau mendengarkan bagaimana kondisi itu terjadi, dan mau berbagi mencari solusi.

Tentu, tidak ada yang sempurna dalam diri makhluk bernama manusia. Justru karena tidak sempurna itulah semestinya saling berempati, bukan saling menghakimi.

Saya mengerti tidak pada tempatnya saling berkeluh kesah. Sebab, masing-masing memiliki masalah.

Namun demikian, sudah sunatullah setiap insan mendapat ujian, baik berupa kesenangan maupun kesengsaraan. Tidak ada yang selamanya bahagia ataupun yang selamanya sengsara.

Sekali lagi, saya sangat hormat pada sahabat yang mau berempati pada sahabatnya yang sedang terpuruk. Sahabat yang mau membersamai, menghibur dan memotivasi untuk bangkit.

Salam takzim pada para sahabat

2 comments for "Sahabat"

  1. makasih tulisan kebijaksanaannya bak.

    ReplyDelete
  2. terima kasih juga, pak sis

    btw, selamat atas lunching-nya ya, beber-bener seger

    ReplyDelete